HAVE ANY QUESTIONS? CLICK HERE
ITA Malaysia
Welcome to Our Web
itasecretary1808@gmail.com
Email Us
No. 19, Jalan TPP 1/1A, Batu 12, Jalan Puchong, 47100 Selangor

News

TKI Bermasalah, Pengusaha Indonesia Berikan Santunan

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Pengusaha Indonesia yang berada di Malaysia turut prihatin terhadap nasib tenaga kerja Indonesia (TKI) yang mengalami permasalahan di negara ini, seperti tidak dibayar gaji, disiksa majikan ataupun mereka yang tidak memiliki izin kerja.


Kepedulian mereka itu diwujudkan dengan mendatangi tempat penampungan (shelter) TKI di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Sabtu (27/7), dan memberikan sejumlah sumbangan berupa barang-barang kebutuhan pokok serta bantuan dana.

Susanto, mewakili Indonesian Trade Association (ITA), menjelaskan dalam 2 tahun terakhir telah mengunjungi shelter ini sebagai bentuk kepedulian dengan sesama warga negara Indonesia.

"Kami memberikan bantuan berupa produk dan uang senilai 10.000 ringgit (setara Rp30 juta)," ungkapnya.

Anggota ITA terdiri dari pengusaha restoran, jasa ekspedisi, perbankan, jamu-jamuan, jasa spa, dan pengusaha aneka produk kebutuhan sehari-hari.

Selain itu, kata dia, anggota ITA juga kerap memberikan pelatihan dan motivasi kepada para TKI di shelter ini dengan harapan bisa menumbuhkan kepercayaan diri dan sekembalinya ke Tanah Air bisa memiliki pekerjaan yang baik dan memberi penghasilan yang memadai.

Senada dikatakan anggota ITA Kandi Rahayu bahwa pihaknya senantiasa hadir memberikan pelatihan kepada para TKI bermasalah tersebut.

Bahkan beberapa waktu lalu, anggota ITA memberikan pelatihan spa dan hasilnya dari 10 orang yang ikut, sembilan di antaranya dinyatakan lulus dan satunya harus mengikuti pelatihan kembali.



Saat ini, di Shelter Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur terdapat 73 orang yang kebanyakan bekerja sebagai penata laksana rumah tangga (PLRT). Kedatangan mereka ke Malaysia ada yang melalui agen ataupun lewat perorangan.

Ada beberapa kasus yang kini sedang ditangani oleh KBRI Kuala Lumpur seperti Mismiati yang bekerja dengan seorang ibu tunggal (janda) dalam lima bulan mendapatkan siksaan berupa pemukulan sehingga matanya sempat tidak bisa melihat karena mengalami luka-luka.

Kasus lain adalah Kasiyati, PLRT asal Aceh yang mengalami kekerasan seksual dan juga dituduh mencuri oleh majikannya sehingga dilaporkan ke polisi dan selanjutnya polisi menyerahkan ke KBRI KL.

Lain lagi kasus Derbi, majikannya tidak mau membayar sisa gajinya meskipun pengadilan memutuskan majikannya harus segera melunasi.

Selanjutnya, kasus Selly, dia tidak punya dokumen dan baru melahirkan bayi berumur dua bulan, sementara suaminya warga Malaysia tidak bertanggung jawab, bahkan menyuruh rekannya untuk mengantar istrinya ke KBRI Kuala Lumpur.

Masih banyak lagi kasusnya, dan pada umumnya adalah majikan tidak membayar gaji para PLRT tersebut. Majikan ada yang tidak bayar gaji PLRT selama 1,5 tahun hingga sembilan tahun.

Terkait dengan hal tersebut, KBRI KL melakukan mediasi dengan majikan agar membayarkan gaji para PLRT dan bila tidak berjalan baik maka akan mengajukannya hingga ke tingkat pengadilan.

Setelah kasus PLRT tersebut terselesaikan maka biasanya KBRI KL membantu pemulangan mereka ke kampung halamannya. (Antara)

 

© Copyright {2021} ITA. All Rights Reserved. Redesigned by LH

Search